Hari ini, mulai pagi kegiatanku bersama kelompok PMW (Rizka, Afril, Akbar, dan Wawan) bikin nuget sayur d rumah produksi d wilis. Selama bikin nuget ada banyak alat-alat masak yang kotor, sehingga harus dicuci. Sayangnya d rumah produksi ini tidak ada 1 ruangan tersendiri untuk nyuci-nyuci alat masak, ini aja bikin nugetnya engga d dapur. hehe ;)
So, tiap nyuciin mesti keluar rumah, trus nyuciin d kamar mandi yg letaknya d samping rumah. Nah, tiap selesai nyuciin pasti kaki juga ikutan basah kecipratan air saat membilas cucian. Akibatnya masuk rumah dengan meninggalkan jejak-jejak kaki yang basah.
Hm, andai ada keset.
Siangnya saat baru aja selesai menggoreng nuget, aku dapat sms dari mbak Nia. Dia minta diantar ke stasiun sore ini juga, mendadak dapat kabar jadwal kursus di sana. Akhirnya aku cepat-cepat pulang supaya dia tidak ketinggalan kereta. Kan kasian juga sih kalo ketinggalan. Hehe :p
Setiba di rumah, dia sudah siap dan kami langsung menuju stasiun dengan mengendarai mobil yang disupiri olehku. Pas banget sampai di stasiun hampir pukul 15.30. Aku tidak ikut mengantarnya masuk, karena parkiran mobil penuh di depan stasiun. Aku menunggu kabar dari mbak Nia di jalan menuju Balai Kota engga jauh dari stasiun (antisipasi engga langsung pulang, kalu misal dia ketinggalan kereta). Setelah menunggu 10 menitan akhirnya dia sms kalo dia sudah di kereta. Fiiuuhh.. legaaa.. bisa langsung pulang.
Di jalan pulang ke rumah aku sempatkan mampir pondok pesantren Al Hikam milik pak Hasyim Muzadi itu buat beli jus (di depan pesantrennya kebetulan ada yang jual jus). Setelah ku parkir mobil, aku turun dan langsung menghampiri gerobak jus. Sebelum menghampirinya yang kulihat gerobaknya tutup. T-T
Yaudah, mungkin besok aja aku bisa mampir dan beli, mending sekarang pulang ke rumah. Waktu aku masuk mobil dan mulai keluar dari parkiran, aku melihat bapak yang terlihat payah sekali menggotong keset yang begitu banyak berhenti persis di depan tempat aku parkir mobil tadi. Kulihat seorang ibu paruh baya menghampirinya dan memilih-milih keset. Karena aku sudah terlanjur keluar dari parkiran dan sulit untuk parkir di situ lagi, kuputuskan untuk menjari jalan untuk putar balik dan kembali parkir di situ lagi. Begitu aku putar balik, aku parkir di tempat yang sama.
Bergegas aku turun dari mobil, dan menghampiri bapak penjual keset.
Ada 2 jenis keset yang dia jual, harganya pun juga berbeda. Jenis pertama keset biasa dengan harga Rp 10.000 dapat 3 keset, dan jenis kedua dengan harga Rp 10.000 untuk 1 keset. Wow, lumayan mahal juga nih yang jenis kedua. Tapi dasarnya aku engga tegaan, alhasil aku engga menawar sama sekali harga kesetnya.
Emang sih keset kedua ini tebal, bagus, warnanya pun menarik, rencananya akan aku pakai untuk kamar mandi di kamarku di rumah Bululawang.
Sambil memilih-milih corak keset itu, aku bertanya-tanya pada si bapak. Info yang aku dapat, bapak itu jual keset keliling, kemana saja (pantas aku tidak pernah liat ada jual keset keliling). Dan bapak itu jual keset dari Sidoarjo. What? Aku ga bisa bayangin dia menggotong keset sebanyak itu dengan susah payah dari Sidoarjo sampai ke Malang. Mungkin aja sih dia naik angkutan sampai ke Malang, tapi bukan mustahil juga kan dia berjalan kaki dari Sidoarjo? Tapi dari wajahnya yang lelah dan payah itu aku lihat keikhlasan dan kesungguhannya dalam mencari rezeki. Hatiku luluh, semakin ingin memborong kesetnya.
Aku memilih 2 keset jenis kedua, dan membeli keset pertama 3 keset. Totalnya jadi Rp 30.000. Karena engga bawa dompet, aku masuk mobil dan mengambil uang. Begitu aku keluar lagi, si bapak sudah dengan rapi menumpuk keset-keset pilihanku dan siap membawa masuk ke mobilku. Tapi aku langsung bilang, "oooh, gausah pak, biar saya aja yang bawa sendiri." Aku menyerahkan uang Rp 50.000 pada si bapak dan aku memasukkan keset ke mobil, kemudian aku ambil kembaliannya. Bapak itu tersenyum. Betapa ikhlasnya bapak ini menjadi penjual keset keliling. Subhanallah. :')
#terharu
Ini dia si bapak dan keset-kesetnya, ku foto dari dalam mobil. :p
Kemudian bapak itu membereskan tumpukan keset, dan kembali menggotongnya dengan susah payah. Kulihat dengan mata kepalaku sendiri betapa beratnya si bapak mengangkatnya. Kubiarkan bapak itu berlalu baru aku keluar dari parkiran, dan si bapak berlalu sambil tersenyum ke arahku yang sudah di dalam mobil.
Sampai di rumah aku menurunkan tumpukan keset-keset yang aku beli. Saat aku lihat-lihat lagi kesetnya dengan kakak ugi, tiba-tiba aku dikagetkan dengan jumlah keset jenis kedua. Jumlahnya ada 3??? Bukannya aku tadi cuma pilih 2 aja??? Tapi kok ada 3??? Apa iya si bapak kasih aku bonus??? Atau jangan-jangan keset yang bukan pilihanku keikut tumpukan keset yang aku pilih??? Tapi keset-keset itu yang membereskan dan mau memasukkan ke mobil kan si bapak. Aku cuma terima tumpukan itu langsung dari tangan si bapak. Masak iya sih si bapak ga sadar 1 kesetnya ketumpuk juga, atau memang benar-benar engga sadar??? Atau jangan-jangan karena aku beli banyak tanpa menawar, si bapak kasih bonus tanpa sepengetahuan aku, makanya dia yang mau memasukkan langsung ke mobil, padahal pembeli lain tidak dia bawakan???
Ya Allah, apa yang harus aku lakukan sama keset itu kalau memang ternyata itu bukan bonus, itu memang tidak sengaja terikut tumpukan keset pilihanku??? Begonya kenapa saat kumasukkan ke dalam mobil tidak kuhitung jumlahnya??? Dengan begitu kan aku tau kalo kesetnya kelebihan. huwaaaa... T-T
Kalau aku balik lagi ke ponpes dan mencari sekitar sana, pastilah sudah jauh bapak itu pergi. Lagian aku juga sudah capek dari pagi beraktivitas. Kudoakan mudah-mudahan kalaupun memang bukan bonus, bapak itu ikhlas, dan mendapatkan rezeki dan pahala yang berlipat-lipat atas keihlasannya. Bila itu bonus, subhanallah, aku engga habis pikir, dalam kondisi payahnya si bapak masih bisa "memberi" padaku, yang alhamdulillah bukan orang yang benar-benar kesusahan dalam ekonomi. Dan kupikir, 1 keset "bonus" itu kan lumayan kalau dijual, buat tambah-tambah uang penghasilan jualannya.
Tidak habis pikirnya lagi keset "bonus" itu pilihan bapak itu, saat aku memilih-milih keset tadi. Semakin menguatkan kalau itu memang keset "bonus". Hehehehe :p
Duuuuuhh, si bapak baik sekali. Yaah, terlepas itu bonus atau bukan, kudoakan dagangannya cepat laku, dan Allah memberi rezeki berlipat-lipat ganda. :)